Gambar Sampul Antropologi  · Bab I Kesenian di Indonesia
Antropologi · Bab I Kesenian di Indonesia
Dyastiningrum

22/08/2021 08:16:29

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

.

ANTROPOLOGI

Kelas XII

Tim Penyusun

Hak Cipta Pada Departemen Pendidikan Nasional

dilindungi oleh Undang-Undang

Penulis:

Dyastriningrum

Editor:

Wijayanto

Ilustrator:

Suhardi

Sumadi

Arief S. Adham

Doly Eny Khalifah

Fitriah

Desainer kover:

Puguh Supriyanto

Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional

Tahun 2009

Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional

dari Penerbit PT. Cempaka Putih

Diperbanyak oleh ....

Indeks : hlm. 89

ISBN 978-979-068-222-1 (nomor jilid lengkap)

- 8 60-979-879 NBSI

2

2-

8 3

1. Antropologi-Studi dan Pengajaran I. Judul II. W

ij

ayanto

III. Suhardi

301.07

DYA DYASTRININGRUM

a

Antropologi : Kelas XI : Untuk SMA dan MA Program Bahasa

/ Penulis Dyastriningrum ; Editor W

ij

ayanto ; Ilustrator Suhardi dkk

. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

vii, 90 hlm. : ilus. ; 29 cm.

Bi bliogra

fi

: hlm. 90

Ukuran Buku:

21 x 29,7 cm

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional,

pada tahun 2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari

penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs

internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.

Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang

memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran

melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2007.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya

kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh

para siswa dan guru di seluruh Indonesia.

Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada

Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), diganda-

kan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun,

untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus

memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa

buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru di

seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri

dapat memanfaatkan sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada

para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini

sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan

mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, Februari 2009

Kepala Pusat Perbukuan

iii

iv ANTROPOLOGI Kelas XI

Membentuk Manusia Indonesia Berbudaya dan Bervisi Global

Sejak zaman purba, manusia telah memiliki kebudayaan. Interaksinya dengan

alam sekitar dan sesamanya, mampu membentuk sebuah kehidupan yang unik

dan khas. Unik karena kehidupan yang terbentuk merefleksikan tantangan dan

kesulitan zaman yang dihadapinya. Khas karena kebudayaan yang terbentuk itu

berbeda dengan kebudayaan masyarakat yang hidup pada zaman yang lain. Dari

waktu ke waktu, kebudayaan masyarakat senantiasa bergerak dan berkembang ke

arah kemajuan seiring dengan majunya pola pikir dalam kehidupan mereka.

Kebudayaan yang terbentuk itu akan memengaruhi kehidupan manusia pada

periode berikutnya. Demikianlah,

manusia sejatinya adalah pencipta

kebudayaan, namun di pihak lain kebudayaan jugalah yang membentuk

perilaku manusia sesuai dengan lingkungannya.

Interaksi manusia dengan alam dan manusia lainnya itulah yang menarik

untuk dikaji. Ilmu Antropologi berperan penting dalam mengungkap fenomena

sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat. Keberagaman budaya di satu sisi

memang membuka pintu bagi terjadinya disintegrasi sosial, namun di sisi lain

merupakan peluang bagi pembelajaran demokrasi dan hidup dalam kebersamaan.

Bahwa kita sejak lahir memang telah berbeda namun tidak ada gunanya

memperbesar perbedaan itu.

Buku ini disusun dengan tujuan agar bisa dijadikan

media bagi siswa untuk

mengenal keanekaragaman budaya bangsa sekaligus menjadi latihan siswa

dalam mencarikan solusi atas permasalahan sosial budaya yang ada di

hadapannya

. Selain menyajikan antropologi dalam tataran keilmuan, buku ini

juga menghadirkan beragam budaya, tradisi, dan serangkaian fenomena sosial

budaya yang ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Penyajiannya

mengedepankan kebutuhan siswa, oleh karena itu dikemas secara kontekstual

dalam bahasa siswa.

Pembelajaran Antropologi akan berhasil apabila kamu mampu

menyerap

antropologi sebagai pengetahuan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-

hari, terutama dalam menyikapi perbedaan latar budaya, masyarakat, bahasa

dan kepercayaan di masyarakat

. Karena dengan memiliki kompetensi itu,

keanekaragaman bangsa Indonesia tidak akan pernah menjadi masalah bagi kita.

Itu bisa kamu mulai dari dirimu sendiri dengan bantuan buku ini. Selamat belajar!

Klaten,

Juli

2007

Penyusun

Daftar Isi v

Copyright, ii

Kata sambutan iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi, v

Spesifikasi Buku Ini, vi

Bab I

Kesenian di Indonesia, 1

A. Konsep Kesenian, 3

B. Bentuk-Bentuk Seni yang Berkembang di Indonesia, 11

C. Hubungan antara Karya Seni, Seniman, dan Masyarakat, 24

D. Dampak Kesenian, 25

Bab II Agama dan Perilaku Keagamaan, 29

A. Konsep Agama dan Religi, 31

B. Fungsi Agama atau Religi dan Kepercayaan, 37

C. Agama/Religi dan Kepercayaan di Indonesia, 38

D. Perilaku Religi, 44

E. Perilaku Religi yang Baik, 46

F.

Perilaku Religi yang Merugikan, 47

G. Agama dan Religi Pada Suku Bangsa di Indonesia, 50

Latihan Ulangan Semester, 57

Bab III Pengaruh Iptek terhadap Bahasa Lokal, 61

A. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 63

B. Etnografi, 70

C. Penyebaran Bahasa Lokal, 76

Latihan Ujian Akhir Sekolah, 85

Indeks, 89

Daftar Pustaka, 90

vi ANTROPOLOGI Kelas XII

Spesifikasi Buku Ini vii

1

Kesenian di Indonesia

Indonesia terkenal akan kekayaan hasil

seninya.Oleh karena itu, saya ingin

memahami kesamaan dan keberagam-

an seni di Indonesia.

Saya akan mengamati bentuk-bentuk

dan perkembangan seni di Indonesia.

Saya akan mencari hubungan antara

karya seni, pelaku seni, dan masya-

rakat.

Saya juga akan menentukan sikap

terhadap dampak dari potensi seni.

Akhirnya, saya mampu menghargai ter-

hadap keberagaman seni di Indonesia

dan mengantisipasi dampak negatif dari

perkembangan seni

2

ANTROPOLOGI Kelas XII

Gamelan sudah bukan hal asing lagi bagi kamu, bukan? Gamelan

memang telah dikenal secara luas. Tidak hanya dikenal di daerah

asalnya, yaitu suku Jawa, namun telah terkenal hingga ke negara-negara

lain. Gamelan tidak hanya dikenal di negara lain, bahkan telah banyak

yang mendalaminya dan mampu memainkannya. Gamelan hanyalah

satu dari sekian banyak bentuk kesenian yang ada di Indonesia, bahkan

di dunia ini. Kesenian muncul di dalam kehidupan manusia sebagai

salah satu hasil budi daya manusia.

Di dalam kesenian Jawa, di samping alat musik gamelan, tentu

pula tercakup di dalamnya ada

tembang

atau lagu yang diiringi oleh

musik gamelan tersebut. Musik gamelan tidak hanya mengiringi

pesinden

melantunkan

tembang

, namun juga mengiringi tari-tarian.

Perpaduan tersebut sungguh indah. Kamu seharusnya bangga dengan

kesenian yang kamu miliki.

Sumber:

Indonesia Indah 6, halaman 9

Seperangkat alat musik gamelan.

3

Kesenian di Indonesia

A. Konsep Kesenian

Kesenian merupakan hasil unsur kebudayaan yang sudah sangat

menyatu dengan kehidupan kita sehari-hari. Coba kamu bayangkan

seandainya dalam kehidupan ini tidak ada kesenian, seperti musik,

tari-tarian, puisi atau seni pertunjukan, pasti kehidupan kita akan terasa

kering, hampa dan sangat menjemukan.

Dalam konteks sederhana, keseniaan adalah sesuatu yang sifatnya

menghibur. Namun lebih mendalam, kesenian menjadi alat atau sarana

manusia untuk mengekspresikan dirinya. Ekspresi timbul karena

adanya pikiran dan suasana kehidupan. Ekspresi yang timbul karena

intensi pikiran misalnya konsep dan struktur pikiran. Sedangkan

ekspresi yang muncul karena suasana misalnya ketika kamu sedang

merasa bahagia karena akan dibelikan sepeda motor oleh orang tuamu.

Sepanjang hari mungkin kamu akan mengekspresikan suasana

kegembiraan tersebut dengan menyanyi atau tertawa ceria.

Nah, dari penjelasan tersebut, apakah kamu telah mendapatkan

gambaran tentang konsep kesenian? Apa saja bentuk-bentuk kesenian

dan bagaimana perkembangan kesenian di Indonesia? Kamu akan

mempelajarinya berikut ini.

1. Pengertian Kesenian

Apakah pengertian atau definisi kesenian? Ada berbagai definisi

kesenian yang disajikan di sini. Kamu dapat menelaah satu persatu,

kemudian membuat definisi dengan bahasamu sendiri. Kata “seni”

adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya,

walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Kata seni berasal

dari kata ”

sani

” yang kurang lebih artinya ”jiwa yang luhur atau

ketulusan jiwa”.

Menurut kajian ilmu di Eropa, seni disebut ”

art

” (artivisial) yang

artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan.

kesenian, seni rupa, seni

sastra, seni musik, seni

pertunjukan, seniman, karya

seni, tradisional, modern,

apresiasi

Dampak perkembangan

seni di Indonesia

Bentuk seni rupa,

seni sastra, dan

seni pertunjukan.

Kesenian di Indonesia

Fungsi seni rupa,

seni sastra, dan

seni pertunjukan.

Hubungan karya

seni dengan seni-

man dan masya-

rakat.

4

ANTROPOLOGI Kelas XII

Menurut

Suharto Rijoatmojo

dalam buku

Ethnologie

, kesenian

adalah segala sesuatu ciptaan manusia untuk memenuhi atau untuk

menunjukkan rasa keindahan. Keseniaan merupakan hasil dari unsur

budaya manusia, yaitu rasa.

Definisi kesenian lainnya adalah menurut

Alexander Alland

,

sebagaimana yang dituliskan oleh

Marvin Harris

. Ia menyatakan

bahwa kesenian adalah bermain dengan menghasilkan bentuk

transformasi representatif yang estetik. Pendapat tersebut,dapat

dijabarkan berikut ini. Bermain adalah kesenangan, aspek aktivitas

kepuasan yang tidak dapat diukur. Bentuk adalah bangunan yang

dibentuk pada waktu dan ruang bermain di dalam kesenian. Estetik

adalah eksistensi kapasitas manusia secara universal sebagai suatu

apresiasi emosi dan kesenangan. Adapun perwujudan transformasi

adalah aspek komunikasi suatu kesenian. Kesenian selalu mewakili

sesuatu dan mengomunikasikan informasi. Komunikasi di dalam

kesenian berbeda dengan komunikasi lain. Komunikasi di dalam

kesenian harus diubah ke dalam bentuk kiasan atau pernyataan

simbolik.

Kamu telah memahami berbagai pengertian kesenian. Lalu sejak

kapan kesenian ini muncul? Berdasarkan penelitian para ahli, seni

atau karya seni sudah ada kurang lebih sejak 60.000 tahun yang lalu.

Bukti ini terdapat pada dinding-dinding gua di Prancis Selatan. Bukti-

nya berupa lukisan yang berupa torehan-torehan pada dinding dengan

menggunakan warna yang menggambarkan kehidupan manusia purba.

Artefak atau bukti ini mirip lukisan modern yang penuh ekspresi. Hal

ini dapat kita lihat dari kebebasan mengubah bentuk.

Satu hal yang membedakan antara karya seni manusia purba

dengan manusia modern adalah terletak pada tujuan penciptaannya.

Manusia purba membuat karya seni atau penanda kebudayaan sangat

dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan di sekitarnya. Sedangkan manusia

modern membuat karya seni atau penanda kebudayaan digunakan

untuk kepuasan pribadi dan menggambarkan kondisi lingkungannya.

Dengan kata lain, manusia modern adalah sosok yang ingin menemu-

kan hal-hal yang baru dan mempunyai cakrawala berpikir yang lebih

luas.

Saat ini, kesenian terus berkembang seiring dengan perkembangan

kebudayaan manusia. Perkembangan kesenian juga sangat dipengaruhi

oleh perkembangan teknologi. Oleh karena itu, tidak heran apabila

kamu menemukan bidang-bidang seni baru.

Melalui kesenian, manusia dapat melakukan komunikasi. Coba kamu

temukan contoh-contoh kesenian sebagai bentuk komunikasi. Tulis hasilnya

pada tabel seperti contoh berikut ini

No. Contoh Kesenian

Hal yang Ingin Dikomunikasikan

1. . . . .

. . . .

2. . . . .

. . . .

3. . . . .

. . . .

4. . . . .

. . . .

5. . . . .

. . . .

Semua bentuk kesenian pada

zaman dahulu selalu ditandai

dengan kesadaran magis

karena memang demikian

awal kebudayaan manusia.

Dari kehidupan yang seder-

hana yang memuja alam

sampai pada kesadaran

terhadap keberadaan alam

Apakah keindahan alam

dapat digolongkan sebagai

kesenian? Diskusikanlah hal

ini dengan teman sebangku-

mu. Lalu konsultasikan

dengan gurumu!

5

Kesenian di Indonesia

2. Bentuk-Bentuk Kesenian

Jenis atau bentuk kesenian apa saja yang biasa kamu nikmati sehari-

hari? Bagi kamu yang menyukai musik, mungkin kamu terbiasa

mendengarkan lagu-lagu dari radio,

handphone,

atau menonton konser

musik penyanyi favorit kamu. Dari siaran televisi, kamu juga biasa

menikmati berbagai bentuk kesenian, mulai dari film hingga

pertunjukkan lawak. Mungkin, kamu juga pernah menonton pameran-

pameran seni lukis dan kerajinan. Begitu banyak bentuk kesenian di

sekitar kita, mulai dari yang tradisional hingga kesenian kontemporer.

Biasanya, antropolog menyoroti seni sebagai suatu gejala

kebudayaan, yaitu dengan aktivitas menyusun katalog, memotret,

mencatat, dan mendeskripsikan seluruh bentuk kegiatan imajinatif

pada suatu kebudayaan tertentu. Hasil imajinasi tersebut adalah

berbagai jenis seni seperti musik, tarian sosial, legenda, pakaian,

selimut, gaya tembikar, hiasan bangunan, monumen, dan lain-lain.

Namun secara garis besar, beberapa bentuk kesenian tersebut dapat

digolongkan sebagai berikut.

a. Seni Rupa

Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni

yang bisa ditangkap oleh mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan

yang diberikan oleh seni rupa merupakan hasil olahan dari konsep

garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan

dengan acuan estetika. Secara kasar, terjemahan seni rupa dalam

bahasa Inggris adalah

fine art.

Namun, sesuai perkembangan seni

modern istilah ini menjadi lebih khusus kepada pengertian seni

rupa murni. Hal ini untuk membedakan dengan istilah seni kriya

atau

visual arts.

Apabila dilihat dari ukurannya, seni rupa dapat berbentuk dua

dimensi atau tiga dimensi. Seni rupa dua dimensi terdiri atas

satuan panjang dan lebar, misalnya lukisan atau kartun. Sedangkan

seni rupa tiga dimensi terdiri atas ukuran panjang, lebar, dan tinggi

misalnya patung dan kerajinan.

1) Bidang- Bidang Seni Rupa

Bidang-bidang seni rupa terdiri atas:

a) Seni Rupa Murni

Seni rupa murni adalah bidang seni rupa yang mengu-

tamakan cipta, rasa dan karsa manusia pada sesuatu yang

indah untuk mengekspresikan diri. Yang tergolong seni

rupa murni antara lain seni lukis, seni grafis, seni patung,

seni instalasi, seni keramik, seni film, dan seni fotografi.

b) Seni Rupa Terapan (Seni Kriya)

Seni rupa terapan adalah bidang seni rupa yang

menciptakan karya yang dapat digunakan

untuk memenuhi kebutuhan manusia. Yang

tergolong seni kriya adalah kriya tekstil, kriya

kayu, kriya keramik, dan kriya rotan.

c) Desain

Seni rupa desain merupakan bidang seni rupa

yang mempelajari rancang bangun atau bentuk

suatu karya seni. Yang tergolong dalam seni

rupa desain antara lain arsitektur, desain grafis,

desain interior, desain busana, dan desain

produk.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.1

Seni rupa kriya tekstil

6

ANTROPOLOGI Kelas XII

2) Fungsi Seni Rupa

Di depan telah dijelaskan bahwa dengan berkesenian,

manusia mampu mengekspresikan pikiran dan suasana

lingkungan yang melingkupi dirinya. Demikian pula dengan

seni rupa, bidang seni rupa memiliki beberapa fungsi atau

peranan dalam kehidupan manusia, antara lain:

a) Media atau sarana komunikasi.

b) Media atau sarana mengekspresikan diri atau untuk

mencapai kepuasan batin.

c) Menambah keindahan barang-barang atau produk yang

diciptakan manusia sehingga nilai ekonominya meningkat.

d) Sebagai pelengkap kebutuhan hidup.

e) Sebagai suatu kebanggaan pribadi atau individu.

b. Seni Sastra

Apakah kamu termasuk orang yang gemar membaca? Jenis bacaan

apa saja yang sering kamu nikmati? Banyak sekali manfaat yang

kamu peroleh apabila kamu rajin membaca. Kamu akan lebih tahu

banyak hal dan dengan bekal pengetahuan itu, kamu akan mudah

menganalisis berbagai masalah dan mampu mencari solusinya.

Nah, apakah kamu dapat membedakan mana bacaan atau buku

yang tergolong hasil karya seni sastra dan bukan? Untuk

mengetahuinya, kamu perlu memahami pengertian seni sastra

berikut ini.

1) Pengertian Seni Sastra

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, sastra

adalah bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam

kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari). Definisi kedua menurut

kamus ini adalah karya tulis, yang jika dibandingkan dengan

tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keaslian,

keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya.

Istilah sastra sendiri, berasal dari bahasa Sansekerta yang

berarti ”tulisan” atau ”karangan”. Sastra biasanya diartikan

sebagai karangan dengan bahasa yang indah dan isi yang baik.

Bahasa yang indah artinya bisa menimbulkan kesan dan

menghibur pembacanya. Isi yang baik artinya berguna dan

mengandung nilai pendidikan. Bentuk fisik dari sastra disebut

karya sastra. Penulis karya sastra disebut sastrawan. Dalam

Bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan untuk merujuk

kepada ”kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki

arti atau keindahan tertentu. Tetapi kata ”sastra” bisa pula

merujuk kepada semua jenis tulisan, apakah ini indah atau

tidak.

Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi

menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini,

sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan

bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan

pengalaman atau pemikiran tertentu. Biasanya, kesusastraan

dibagi menurut daerah geografis atau bahasa lokal. Misalnya,

kamu yang bersekolah di Yogyakarta dan Jawa Tengah akan

mempelajari sastra Jawa, teman-temanmu yang bersekolah di

Jawa barat akan mempelajari sastra Sunda, dan seterusnya.

Dari ketiga sumber di atas, arti kata sastra selalu mengarah

pada inti yang sama berikut ini.

Menurutmu apakah setiap

karya sastra harus bersifat

mendidik?

7

Kesenian di Indonesia

a) Sastra berupa bahasa, untaian kata-kata, gaya bahasa,

ungkapan.

b) Sastra tercurah dalam bentuk kitab, karya tulis, tulisan,

karangan, lisan.

c) Sastra bernilai seni, indah, artistik, asli sastra berisi ajaran,

pendidikan, instruksi, dan pedoman.

2) Bidang Seni Sastra

Seni sastra tidak hanya berhubungan dengan tulisan tetapi

dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan

pengalaman atau pemikiran tertentu. Oleh karena itu, seni

sastra bisa dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Seni Sastra Tulis

Sesuai namanya, seni sastra tulis merupakan bentuk karya

sastra yang dituangkan dalam bentuk tulisan, yaitu

kombinasi huruf yang mempunyai makna atau arti. Banyak

sekali jenis seni sastra tulisan yang berkembang di

masyarakat, misalnya dalam bentuk prosa, puisi, cerita

fiksi, dan essai.

b) Seni Sastra Lisan

Seni sastra lisan disampaikan dengan bahasa lisan , yaitu

dengan dituturkan secara langsung kepada pendengar,

dengan atau tanpa iringan musik tertentu.

3) Fungsi Seni Sastra

Seni sastra yang diwujudkan dalam bentuk karya sastra

memiliki beberapa fungsi penting dalam masyarakat, di

antaranya:

a) Sarana Menyampaikan Pesan Moral

Sastrawan menulis karya sastra, antara lain untuk

menyampaikan model kehidupan yang diidealkan dan

ditampilkan dalam cerita lewat para tokoh. Dengan karya

sastranya, sastrawan menawarkan pesan moral yang

berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan,

memperjuangkan hak dan martabat manusia. Sifat-sifat

itu pada hakikatnya universal, artinya diyakini oleh semua

manusia. Pembaca diharapkan dalam menghayati sifat-

sifat ini dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan

nyata.

Moral dalam karya sastra atau hikmah yang akan

disampaikan oleh sastrawan selalu dalam pengertian yang

baik karena pada awal mula semua karya sastra adalah

baik. Jika dalam cerita ditampilkan sikap dan tingkah laku

tokoh-tokoh yang tidak terpuji, baik mereka berlaku

sebagai tokoh antagonis maupun protagonis, bukan berarti

sastrawan menyarankan bertingkah laku demikian.

Pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah sendiri dari

cerita. Sesuatu yang baik justru akan lebih mencolok bila

dikonfrontasikan dengan yang tidak baik.

b) Sarana Menyampaikan Kritik

Seni sastra, terutama sastra tulisan dapat menjadi sarana

untuk menyampaikan kritik atas fenomena sosial maupun

politik dalam masyarakat. Misalnya, novel atau puisi yang

mengemukakan masalah kemiskinan, perbedaan gender

Terlepas dari berbagai defini-

si

yang disebutkan, kamu

perlu mencoba mendefinisi-

kan ulang apa itu sastra dan

sastrawan secara sederhana.

8

ANTROPOLOGI Kelas XII

antara pria dan wanita, atau kesenjangan sosial. Melalui

sastra, masyarakat pembaca menjadi berempati dan

bersimpati yang pada akhirnya akan tergugah untuk

berpartisipasi menyelesaikan masalah-masalah sosial

tersebut.

c) Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dan Penghargaan

terhadap Kebudayaan Daerah

Sebagai bagian dari kebudayaan nasional, seni sastra

Indonesia merupakan wahana ekspresi budaya dalam

rangka upaya ikut memupuk kesadaran sejarah serta

semangat nasionalisme. Semangat nasionalisme dalam

seni sastra tidak hanya aktual pada masa revolusi saja,

tetapi di era globalisasi yang dapat mengancam sendi-sendi

nasionalisme suatu bangsa.

Pada tahun 1928, Mohammad

Yamin menerbitkan kumpulan

puisi yang berjudul

Indonesia

Tumpah Darahku

. Penerbitan

itu bertepatan dengan

Kongres Pemuda II.

Melalui internet atau literatur yang ada di perpustakaanmu, carilah karya

sastra yang bertemakan nasionalisme. Pilihlah salah satu judul karya sastra

tersebut dan salin atau buat ringkasannya dalam buku tugasmu. Buatlah

analisis singkat mengenai peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi

pembuatan karya sastra tersebut.

Pembagian kesenian menurut Koentjaraningrat

Koentjaraningrat membagi bidang kesenian menjadi beberapa hal, yaitu:

9

Kesenian di Indonesia

3. Seni Pertunjukan

Dalam bahasa Inggris, seni pertunjukan dikenal dengan istilah

perfomance art.

Seni pertunjukan merupakan bentuk seni yang cukup

kompleks karena merupakan gabungan antara berbagai bidang seni.

Jika kamu perhatikan, sebuah pertunjukan kesenian seperti teater atau

sendratari biasanya terdiri atas seni musik, dialog, kostum, panggung,

pencahayaan, dan seni rias. Seni pertunjukan sangat menonjolkan

manusia sebagai aktor atau aktrisnya.

Seni pertunjukan dibagi dua yaitu seni pertunjukan tradisional

dan seni pertunjukan modern atau yang muncul belakangan ini.

Apabila dilihat dari perkembangannya akan terlihat bahwa seni

pertunjukan tradisional kalah berkembang dengan seni pertunjukan

modern. Apabila tidak diantisipasi dengan baik, bukan tidak mungkin

seni pertunjukan tradisional tersebut akan hilang.

a. Seni Pertunjukan Tradisional

Di dalam setiap pementasannya, beberapa bentuk kesenian

tradisional selalu membawa misi yang ingin disampaikan kepada

penonton. Misi atau pesan itu dapat bersifat sosial, politik, moral

dan sebagainya. Sebenarnya dalam setiap pertunjukan seni

tradisional ada beberapa nilai tertentu yang dikandungnya. Seni

pertunjukan tradisional secara umum mempunyai empat fungsi,

yaitu fungsi ritual, fungsi pendidikan sebagai media tuntunan,

fungsi atau media penerangan atau kritik sosial dan fungsi hiburan

atau tontonan.

Untuk memenuhi fungsi ritual, seni pertunjukan yang di-

tampilkan biasanya masih berpijak pada aturan-aturan tradisi.

Misalnya sesaji sebelum pementasan wayang, ritual-ritual bersih

desa dengan seni pertunjukan dan sesaji tertentu, pantangan-

pantangan yang tidak boleh dilanggar selama pertunjukan dan lain-

lain.

Sebagai media pendidikan, pertunjukan tradisional men-

transformasikan nilai-nilai budaya yang ada dalam seni per-

tunjukan tradisional tersebut. Oleh karena itu, seorang seniman

betul-betul dituntut untuk dapat berperan semaksimal mungkin

atas peran yang dibawakannya. Seni pertunjukan

tradisional (wayang kulit, wayang orang, ketoprak)

sebenarnya sudah mengandung media pendidikan pada

hakikat seni pertunjukan itu sendiri, dalam perwatakan

tokoh-tokohnya dan juga dalam ceritanya. Misalnya per-

tentangan yang baik dan yang buruk akan dimenangkan

yang baik, kerukunan Pandawa, nilai-nilai kesetiaan dan

lain-lain.

Pada masa sekarang ini seni pertunjukan tradisional

cukup efektif pula sebagai media penerangan ataupun

kritik sosial, baik dari pemerintah atau dari rakyat.

Misalnya pesan-pesan pembangunan, penyampaian

informasi dan lain-lain. Sebaliknya rakyat dapat mengkritik

pimpinan atau pemerintah secara tidak langsung misalnya lewat

adegan

goro-goro

pada wayang atau

dagelan

pada ketoprak. Hal

ini disebabkan adanya anggapan mengkritik (lebih-lebih) pimpinan

Sumber:

Indonesia Indah 6, halaman 45

Gambar 1.2

Pertunjukan wayang orang

10

ANTROPOLOGI Kelas XII

atau atasan adalah “tabu”. Melalui sindiran atau guyonan dapat

diungkap tentang berbagai ketidakberesan yang ada, tanpa

menyakiti orang lain.

Sebagai media tontonan seni pertunjukan tradisional harus

dapat menghibur penonton, menghilangkan stres dan menyenang-

kan hati. Sebagai tontonan atau hiburan seni pertunjukan

tradisional ini biasanya tidak ada kaitannya dengan upacara ritual.

Pertunjukan ini diselenggarakan benar-benar hanya untuk hiburan

misalnya tampil pada peringatan kelahiran, resepsi pernikahan

dan lain-lain.

Seni pertunjukan tradisional sekarang ini keadaannya semakin

memprihatinkan, panggung hiburan gulung tikar karena ditinggal penonton

sehingga tidak ada pemasukan atau uang. Keadaan seniman yang hanya

mengandalkan kehidupannya dari sini tentu saja memprihatinkan. Agar

tidak berlarut-larut harus dicari jalan keluarnya. Keberadaan atau maju

mundurnya seni pertunjukan tradisional sebenarnya dipengaruhi dua hal

yaitu seniman (pekerja/pelaku seni) dan masyarakat pendukungnya.

Diskusikan dengan kelompokmu bagaimana cara agar seni pertunjukan

ini dapat bertahan dilihat dari sudut pandang seniman dan masyarakatnya.

b. Seni Pertunjukan Modern

Contoh pertunjukan modern antara lain drama, opera, fragmen,

teater, dan film. Seni pertunjukan modern banyak ditampilkan di

media elektronik seperti televisi.

4. Seni Musik

Di dalam antropologi ada cabang ilmu khusus yang mempelajari

musik yaitu etnomusikologi. Etnomusikologi adalah cabang antropologi

yang mempelajari dan mengamati kesenian rakyat. Seni musik

merupakan keterampilan kreatif individual yang dapat dipupuk dan

dapat merupakan kebanggaan seseorang karena telah menciptakan atau

memainkannya. Melalui musik, nasihat atau pesan dapat disampaikan

lebih mudah karena didengar atau diperdengarkan berulang kali. Sifat

nyanyian adalah didaktis, inspiratif, religius, politis, emosional,

simbolis dan mudah diingat.

Musik memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. Komunikasi secara merata melalui perasaan atau pengalaman

hidup

b. Menyampaikan nilai sebagai fungsi sosial

c. Memberi inspirasi

d. Menyampaikan nilai religius

11

Kesenian di Indonesia

Bentuk Seni di Era Kontemporer

Di era kontemporer ini telah banyak lahir bentuk seni yang baru, di

antaranya:

a.

Klik Art

Dalam proses pembuatan

klik art

, seseorang tidak harus membuatnya

dengan tangan (melukisnya sendiri). Dalam Klik Art ini siapa saja bisa

membuat lukisan dengan memanfaatkan gambar yang ada atau

lukisan orang lain yang mungkin diubah atau ditambahi, bahkan

dikurangi. Tapi perlu diingat dalam klik art ini kamu harus bisa meng-

operasikan komputer dan program- progarmnya yang digunakan dalam

kegiatan ini, misalnya:

Corel Draw

,

Photosop

, dan sebagainya.

b.

Net Art

Net art

merupakan bentuk seni yang dipamerkan di ruang maya

(Internet). Di

net art

ini, kamu bisa mengubah gambar, mengurangi

dan menambahi, atau mungkin kamu mengganti inisial pembuatnya

dengan namamu. Namun perlu diingat walaupun kamu mengubah atau

mengganti inisial pencipta pada karya

net art

ini,

si

pembuat akan

semakin bangga karena ia merasa menang dan puas karena karyanya

ternyata interaktif.

c.

Video Art

atau Video Instalasi

Jenis kesenian

video art

ini tidak beda dengan seni instalasi yang

dalam aktualisasinya si seniman memanfatkan teknologi televisi yang

terhubung dengan video atau komputer. Jadi, pesan yang ingin di

sampaikan si kreator itu diserahkan pada seonggok mesin, tapi kadang

si kreator juga menyertakan tubuhnya atau tubuh orang lain, yang

sepertinya kita melihat itu mirip seni pertunjukan. Namun ini tidak dapat

dikatakan sebagai seni pertunjukan murni karena masih ada unsur

rupa-nya, namun juga bukan seni rupa karena sarana dalam

video

art

ini unsur gerak, bunyi, dan sastra juga.

B.

Bentuk-Bentuk Seni yang Berkembang

di Indonesia

Indonesia memiliki kesenian yang luar biasa indahnya. Itu pun terdiri

dari bermacam-macam bentuk kesenian. Cobalah perhatikan beberapa

contoh kesenian berikut ini.

1. Seni Rupa

Beberapa jenis seni rupa yang berkembang di Indonesia antara lain.

a. Seni Lukis

Semua kebudayaan di dunia mengenal seni lukis. Ini

disebabkan lukisan atau gambar sangat mudah dibuat. Sebuah

lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan

materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya.

Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan or-

ang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua,

lalu menyemburnya dengan kunyahan daun-daunan atau batu

12

ANTROPOLOGI Kelas XII

mineral berwarna.Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni

di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini.

Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan)

untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain

seperti seni patung dan seni keramik.

Akar seni lukis di Indonesia adalah kebudayaan

Austronesia yang datang sekitar 5000 abad yang lalu.

Bukti-bukti peningalan seni rupa bangsa Austronesia

adalah lukisan gua yang ditemukan di beberapa situs

di Papua, bagian barat Danau Sentani, Sulawesi Selatan,

dan Maluku. Lukisan-lukisan itu juga ditemukan di

kepulauan Kai, Tanimbar, Babar, Leti, dan Seram. Objek

yang sering muncul dalam karya-karya purbakala

adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain

seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk

dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan

aslinya. Makna atau maksud pembuatan lukisan-

lukisan tersebut ditafsirkan terkait dengan perkabung-

an, roh nenek moyang atau roh gaib.

Seni lukis modern dimulai dengan masuknya

penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni

rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme

membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembang-

kan aliran ini. Awalnya pelukis Indonesia lebih sebagai penonton

atau asisten, sebab pendidikan kesenian merupakan hal mewah

yang sulit dicapai penduduk pribumi. Selain itu, harga alat lukis

modern sulit dicapai penduduk biasa. Salah seorang pelukis

terkenal Indonesia pada era kolonial adalah Raden Saleh Bustaman

Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia

beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah

kerakyatan. Objek yang berhubungan dengan keindahan alam

Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab

dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh

ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Para pelukis

kemudian beralih kepada potret nyata kehidupan masyarakat kelas

bawah dan perjuangan menghadapi penjajah.

Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk

melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada

masa 1950-an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari

kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai.

Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat pro-

paganda, namun lebih sebagai sarana ekspresi pembuatnya.

Keyakinan tersebut masih dipegang hingga saat ini.

b. Seni Patung

Seni rupa bangsa Indonesia dalam bentuk patung berasal pada

masa megalitik yang beberapa tradisinya masih bertahan hingga

saat ini. Patung-patung pada masa prasejarah umumnya

melambangkan kesuburan, nenek moyang, atau pendiri kerajaan.

Beberapa contoh patung tradisional adalah patung leluhur dari

Pulau Nias yang memiliki ciri-ciri naturalis, wajah yang cenderung

Beberapa Pelukis Indonesia:

a. Affandi,

b. Kartika Affandi,

c. Basuki Abdullah,

d. Djoko Pekik, serta

e. Raden Saleh.

Sumber:

Indonesian Heritage: Seni Rupa,

halaman 11

Gambar 1.4

Hasil seni patung.

Sumber:

Indonesian Heritage: Seni Rupa, halaman 10

Gambar 1.3

Lukisan gua.

13

Kesenian di Indonesia

persegi, hidung persegi, dan telinga seperti dayung. Di daerah

Batak, yang paling terkemuka adalah pahatan kubur yang disebut

Penunggang Batu, monumen kubur yang menggambarkan sosok

sedang duduk menunggang kuda, gajah, singa, atau bentuk-bentuk

gaib. Di Kalimantan, berbagai ragam dan daya khayal patung

dihasilkan oleh masyarakat Dayak. Tujuannya memeringati

masyarakat yang sudah meninggal atau upacara pengayuan.

Sedangkan di papua, suku Asmat menghasilkan patung-patung

sosok leluhur dan diletakkan di rumah adat yang disebut

Tiang

Mbis

.

Pada era modern saat ini, para pematung sudah bekerja dengan

berbagai media atau bahan. Patung-patung yang dihasilkan

merupakan sarana mengungkapkan gagasan yang bentuknya telah

diperhitungkan.

Fungsi patung:

a. Sebagai simbol.

b. Sebagai imitasi atau

representasi bentuk asli.

c. Kristalisasi perasaan

yang disebarkan.

d. Sebagai benda pen-

dukung upacara religi.

Carilah informasi mengenai patung atau arca melalui internet atau buku,

lalu ceritakanlah kepada teman-temanmu di muka kelas.

c. Seni Kerajinan

Selain seni patung, seni rupa Indonesia juga menghasilkan seni

kerajinan yang memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa bentuk kerajinan adalah seni anyam, tenun, tembikar,

kerajinan kayu,hingga seni sesaji.

1) Seni Anyam

Seni anyam merupakan kerajinan kesukuan yang umumnya

dilakukan penduduk pedesaan di Indonesia. Kerajinan itu,

telah menyatu dengan kegiatan keseharian masyarakat

tradisional dalam menghasilkan barang keperluan sehari-hari.

Seni mengayam tidak memerlukan peralatan yang rumit dan

bahannya ditemukan berlimpah di desa.

Hasil-Hasil Seni Anyam di Indonesia

No. Hasil Anyaman Keterangan

1. Tikar

Terbuat dari rotan, sisal dan pandan. Berbagai tikar ditemukan di Jawa, Bali, Lombok, Madura, dan Kalimantan.

2. Tas

Ditemukan di seluruh wilayah Nusantara. Di Jawa, tas anyaman telah menjadi industri rakyat.

3. Topi

Bentuk topi yang luar biasa adalah

tilangaa

yang berpinggir lebar karya orang Rote.

4. Puan

Berguna sebagai penyimpan sirih, berkembang di Kalimantan Tengan dan Kalimantan Timur.

5. Tempat air

Terbuat dari daun tal yang direntangkan dengan lidi. Tempat air semacam ini ditemukan di Pulau Rote.

6. Alat musik

Sesandu terbuat dari bambu dengan kotak resonan daun tal. Sesandu ditemukan di Pulau Rote dan Timor.

Sumber:

Indonesian Heritage: Seni rupa, halaman 29

14

ANTROPOLOGI Kelas XII

2) Tembikar

Indonesia memiliki kekayaan tradisi pembuatan tembikar sejak

masa prasejarah. Tradisi itu telah memenuhi kebutuhan

masyarakat atas perkakas sehari-hari dan benda-benda

upacara. Desa tembikar tradisonal ditemukan di seluruh

Indonesia kecuali di

Papua

.

3) Kerajinan Kayu

Persediaan kayu yang melimpah di Indonesia sejak dahulu

kala menyediakan bahan mentah bagi kerajinan kayu. Di antara

barang-barang kerajinan kayu yang penting dalam kehidupan

sehari-hari adalah perabot rumah tangga, benda penghias, dan

benda pelengkap.

2. Seni Sastra

Indonesia dikenal sangat kaya akan seni sastra, baik tulisan maupun

lisan. Hal ini karena Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa yang

masing-masing memiliki bahasa daerah masing-masing.

a. Seni Sastra Lisan

Seni sastra lisan di Indonesia berkembang secara turun-temurun.

Kebanyakan bercirikan menggunakan bahasa yang panjang lebar,

pola dan susunan teksnya baku, serta ceritanya tersusun dari

beragam peristiwa yang benar-benar terjadi, dongeng khayalan atau

teks keagamaan. Masing-masing pencerita mempunyai keleluasaan

di dalam menampilkan tradisi lisan. Bentuk seni sastra lisan yang

berkembang di Indonesia, antara lain:

1) Mitos atau Mite

Mitos merupakan seni sastra bersifat religius, namun memberi

rasio pada kepercayaan dan praktik keagamaan. Masalah pokok

yang diulas di dalam mitos adalah masalah kehidupan

manusia, asal mula manusia dan makhluk hidup lain, sebab

manusia di bumi, dan tujuan akhir hidup manusia. Fungsi

mitos

yaitu memberi penjelasan tentang alam semesta dan

keteraturan hidup dan perilaku.

Seni kerajinan apa yang

berkembang di daerahmu?

Mite yang hidup di Indonesia biasanya bercerita tentang proses terciptanya

alam semesta (

kosmogony

), asal usul dan silsilah para dewa (

theogony

),

pencitaan manusia pertama dan pembawa kebudayaan, asal usul makanan

pokok (padi), dan sebagainya. Berikut salah satu mite yang hidup di Jawa.

Konon, pada masa dahulu kala Pulau Jawa belum berpenghuni sehingga

mudah terombang-ambing terkena ombak laut. Hanya Bathara Guru dan

Bathari Parameswari yang berani menempatinya. Maka, agar Pulau Jawa

menjadi tenang, Bathara Guru memanggil para dewa untuk datang ke

Jambudwipa. Intinya mereka diperintah untuk memindahkan Gunung

Mahameru ke Pulau Jawa untuk dijadikan pasak. Para dewa pun bergotong

royong mengangkat gunung tersebut. Bathara Wisnu berubah menjadi tali

untuk mengikat dan Bathara Brahma menjadi kura-kura untuk

kendaraannya. Separuh gunung ditinggal dan puncaknya bisa sampai ke

15

Kesenian di Indonesia

2) Legenda

Legenda merupakan cerita yang bersifat semihistoris mengenai

pahlawan, terciptanya adat, perpindahan penduduk, dan

selalu berisi percampuran antara fakta dan super-

natural. Legenda tidak banyak mengandung

masalah, namun lebih kompleks dari mitos.

Fungsinya antara lain memberi pelajaran, ajaran

moral, meningkatkan rasa bangga terhadap suku

bangsa atau moyangnya. Suatu legenda yang lebih

panjang berbentuk puisi atau prosa ritmis dikenal

dengan epik.

3) Epik

Epik merupakan cerita lisan yang panjang, kadang-

kadang dalam bentuk puisi atau prosa ritmis yang

menceritakan perbuatan-perbuatan besar dalam kehidupan

orang yang sebenarnya atau yang ada dalam legenda.

4) Dongeng

Dongeng merupakan suatu cerita yang tidak nyata dan tidak

historis yang fungsinya

untuk

memberi hiburan dan memberi

pelajaran atau nasihat.

Nah, kamu telah mengetahui bentuk-bentuk seni sastra lisan

di Indonesia. Berikut ini adalah contoh-contoh seni sastra lisan

yang hidup di Indonesia.

1) Pantun Sunda

Seni sastra lisan ini merupakan penceritaan bersyair or-

ang Sunda (Jawa Barat) dengan diiringi oleh musik kecapi.

Tradisi ini biasanya dilakukan sebelum atau sesudah upacara

tradisional misalnya pernikahan dan merupakan hiburan

tunggal.

Juru pantun

menyanyi sesuai irama kecapi yang ia

petik dalam skala

pentatonik

(lima nada). Kecapi Sunda itu

biasanya berbentuk perahu dengan 18 senar.

Pantun Sunda biasanya berisi kisah cerita dari masa

Kerajaan Hindu Pajajaran. Cerita ditampilkan secara bersamaan

antara percakapan dan nyanyian. Salah satu pantun Sunda

yang terkenal adalah

Lutung Kasarung

, syairnya terdiri atas

1.000 baris dan berasal dari abad XV. Semula, tradisi ini

disampaikan oleh pendongeng profesional yang berkelana dari

desa ke desa. Maksudnya untuk mengajarkan kepercayaan

agama, sejarah, mitologi, sopan santun, dan lain-lain. Dalam

perkembangannya, tradisi ini berubah menjadi cerita anak-

anak.

2) Rabab Pariaman

Tradisi pertunjukan lisan ini berasal dari Sumatra Barat.

Tukang rabab

menyampaikan cerita dalam wujud nyanyian

Jawa. Selama perjalanan, ada bagian-bagian gunung yang jatuh dan

membentuk Gunung Wilis, Gunung Kelud, serta Gunung Kawi. Puncaknya

menjadi Gunung Semeru dan menjadi pusat dunia seperti Gunung

Mahameru di Jambudwipa.

Sebutkanlah satu pantun

yang kamu ketahui! Jelaskan

makna pantun tersebut!

Sumber:

Indonesia Indah 6, halaman 14

Gambar 1.5

Seni sastra tutur ”Cepung” di Lombok Timur

16

ANTROPOLOGI Kelas XII

dengan ciri dialek Pariaman. Tradisi ini biasa dipertunjukkan

pada pesta perkawinan, perayaan

nagari

, pesta pengangkatan

penghulu

, dan lain-lain. Cerita yang disampaikan berisi

perjuangan untuk mencapai keberhasilan hidup. Tokoh dalam

cerita itu menghadapi kesulitan dalam mencapai keberhasilan,

kemudian mendapat tanggapan dari penonton.

3) Makyong

Tradisi ini semula berasal dari Pattani, Muangthai, namun

berkembang ke selatan hingga pesisir Melayu.

Makyong

merupakan pertunjukan teater di mana unsur-unsur drama,

tari, musik, mimik, dan sebagainya tergabung menjadi satu.

Semula, tradisi ini dipertunjukkan di kalangan atas Istana

Kelantan dan Riau Lingga hingga tahun 1700-an. Fungsinya

bukan untuk menghibur tetapi penghormatan kepada Tuhan

Yang Maha Esa. Sultan dan istrinya dianggap wakil Tuhan,

maka

makyong

dianggap persembahan kepada Tuhan.

Dalam perkembangannya,

makyong

berubah menjadi

pertunjukan desa sebagai hiburan atau upacara penyembuhan.

Kisah yang dimainkan sebagian besar berasal dari warisan

cerita-cerita istana kerajaan Melayu, biasanya berbentuk prosa

tanpa naskah.

Makyong

antara lain terdiri atas

punakawan

(pengasuh) yang mengenakan topeng,

wak petanda

(ahli

pembintangan atau orang bijak), serta para pemain yang semua

diperankan oleh kaum perempuan. Salah satu kisah yang

paling disukai dalam tradisi

makyong

adalah

dewa muda.

4) Wayang Kulit dan Wayang Beber

Tradisi ini merupakan tradisi lisan yang lakonnya bersumber

dari legenda serta kisah lisan sastra tulis atas tradisi India dan

Jawa. Wayang kulit dan wayang beber bisa ditemukan di Jawa,

Bali, Sumatra Selatan, dan Jawa Barat. Tradisi wayang

berbentuk teater boneka dengan menggunakan layar (

kelir

),

gamelan, dan 400-an wayang. Hidup tidaknya pertunjukan ini

ditentukan oleh dalang, karena dialah yang menguasai

pertunjukan.

Carilah informasi mengenai jenis-jenis wayang kulit melalui buku-buku

maupun internet, kemudian jelaskan di muka kelas.

b. Seni Sastra Tulisan

Seni sastra tulisan Indonesia menurut periodisasinya digolongkan

menjadi:

1) Pujangga Lama

Karya sastra Pujangga Lama di Indonesia dihasilkan

sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di Indonesia di

dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Syair

17

Kesenian di Indonesia

adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang

mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri atas 4 baris,

berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau

maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang

mengandung maksud). Pantun merupakan sejenis puisi yang

terdiri atas 4 baris bersajak ab-ab atau aa-aa. Dua baris pertama

merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam (flora dan

fauna). Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan

tujuan dari pantun tersebut.

Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang

terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama,

yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama

berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris

kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau

perjanjian pada baris pertama tadi. Hikayat adalah salah satu

bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang

berisikan tentang kisah, cerita, dongeng, maupun sejarah.

Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun

kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian

serta mukjizat tokoh utama.

Beberapa karya sastra pada masa pujangga lama

diantaranya Hikayat Abdullah, Hikayat Andaken Penurat, dan

Hikayat Bayan Budiman.

2) Sastra Melayu Lama

Merupakan karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara

tahun 1870–1942, yang berkembang di lingkungan masyarakat

Sumatra seperti Langkat, Tapanuli, Padang dan daerah Sumatra

lainnya, Cina dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama

yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair,

hikayat dan terjemahan novel barat. Beberapa contoh karya

sastra Melayu lama yaitu Nyai Dasima oleh G. Francis (Indo),

Bunga Rampai oleh A.F van Dewall, Kisah Perjalanan Nakhoda

Bontekoe, Kisah Pelayaran ke Pulau Kalimantan, Kisah

Pelayaran ke Makassar dan lain-lain

3) Angkatan Balai Pustaka

Karya sastra angkatan Balai Pustaka muncul di Indonesia sejak

tahun 1920–1950, yang dipelopori oleh penerbit Balai Pustaka.

Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai

menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat

dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini. Balai

Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh

buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra

Melayu rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian

(cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka

menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-

Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda dan dalam jumlah

terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak dan bahasa Madura.

Contoh karya sastra angkatan Balai Pustaka antara lain Azab

dan Sengsara, Seorang Gadis oleh Merari Siregar, Sengsara

Membawa Nikmat oleh Tulis Sutan Sati, dan Siti Nurbaya oleh

Marah Rusli.

18

ANTROPOLOGI Kelas XII

4) Pujangga Baru

Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor

yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis

sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra

yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran

kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual,

nasionalistik dan elitis menjadi “bapak” sastra modern Indo-

nesia. Pada masa itu, terbit pula majalah “Poedjangga Baroe”

yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah

dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai

Pustaka (tahun 1930–1942), dipelopori oleh Sutan Takdir

Alisyahbana. Karya sastra Pujangga Baru di antaranya Layar

Terkembang oleh Sutan Takdir Alisjahbana dan Belenggu oleh

Armijn Pane.

5) Angkatan ’45

Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah

mewarnai karya sastrawan Angkatan ’45. Karya sastra angkatan

ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru

yang romantik-idealistik. Misalnya, Surat Cinta Enday Rasidin,

Simphoni oleh Subagio Sastrowardojo, dan Balada Orang-

orang Tercinta oleh W.S.Rendra

6) Angkatan 66-70-an

Angkatan ini ditandai dengan terbitnya

majalah sastra Horison. Banyak karya sastra pada

angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran

sastranya. Sastrawan pada akhir angkatan yang lalu

termasuk juga dalam kelompok ini seperti Motinggo

Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil

Suherman, Bur Rasuanto, Gunawan Mohammad,

Sapardi Djoko Damono dan Satyagraha Hurip,

Sutardji Calzoum Bachri, dan termasuk paus sastra

Indonesia, H.B.Jassin.

Seorang sastrawan pada angkatan 50–60-an

yang mendapat tempat pada angkatan ini adalah

Iwan Simatupang. Pada masanya, karya sastranya

berupa novel, cerpen dan drama kurang mendapat

perhatian. Beberapa satrawan pada angkatan ini

antara lain Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta,

Arifin C Noer, Akhudiat, Darmanto Jatman, Arief Budiman,

Gunawan Mohammad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu

Widjaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail dan banyak

lagi yang lainnya.

Karya Sastra Angkatan ‘66 di antaranya Amuk, Kapak, Laut

Belum Pasang, Meditasi, Potret Panjang Seorang Pengunjung

Pantai Sanur, Tergantung Pada Angin, Dukamu Abadi,

Aquarium, Mata Pisau dan Perahu Kertas.

7) Angkatan 80-an

Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun

1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan

sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu

Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini ter-

sebar luas di berbagai majalah dan penerbitan umum. Beberapa

Makna Pujangga atau

Bujangga adalah pemimpin

agama atau pendeta. Tetapi,

makna pujangga dalam

pujangga baru adalah

”pencipta”.

Sumber:

Indonesian Heritage: Bahasa dan Sastra, halaman 125

Gambar 1.6

Ilustrasi Sutardji Calzoum Bachri sedang

bersajak.

19

Kesenian di Indonesia

sastrawan yang dapat mewakili Angkatan dekade 80-an ini

antara lain Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca

Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, dan Kurniawan Junaidi.

Karya Sastra Angkatan Dasawarsa 80 antara lain Badai Pasti

Berlalu, Cintaku di Kampus Biru, Sajak Sikat Gigi, Arjuna

Mencari Cinta, Manusia Kamar, dan Karmila.

Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita

Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi

ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam

novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-

novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa

abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk

menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada

era 80-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.

Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 80-an ini juga

tumbuh sastra yang beraliran pop (tetapi tetap sah disebut

sastra, jika sastra dianggap sebagai salah satu alat komunikasi),

yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh

Hilman dengan Serial Lupus-nya. Justru dari kemasan yang

ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang

kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih “berat”.

Budaya barat dan konflik-konfliknya sebagai tema utama cerita

terus mempengaruhi sastra Indonesia sampai tahun 2000.

8) Angkatan 2000-an

Sastrawan angkatan 2000 mulai merefleksikan keadaan sosial

dan politik yang terjadi pada akhir tahun 90-an, seiring dengan

jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada

tahun 1998 banyak melatarbelakangi kisah novel fiksi. Apakah

kamu mengenal Ayu Utami dengan karyanya Saman? Sebuah

fragmen dari cerita Laila Tak Mampir di New York. Karya ini

menandai awal bangkitnya kembali sastra Indonesia setelah

hampir 20 tahun. Gaya penulisan Ayu Utami yang terbuka,

bahkan vulgar, itulah yang membuatnya menonjol dari

pengarang-pengarang yang lain. Novel lain yang ditulisnya

adalah Larung.

Justina Ayu Utami

Ayu Utami adalah aktivis jurnalis dan novelis Indonesia, ia lahir di Bogor,

21 November 1968, besar di Jakarta dan menamatkan kuliah di Fakultas

Sastra Universitas Indonesia. Ia pernah menjadi wartawan di majalah

Humor, Matra, Forum Keadilan, dan D&R. Tak lama setelah penutupan

Tempo, Editor dan Detik di masa Orde Baru, ia ikut mendirikan Aliansi

Jurnalis Independen yang memprotes pemberedelan. Kini ia bekerja di

jurnal kebudayaan Kalam dan di Teater Utan Kayu. Novelnya yang pertama,

Saman, mendapatkan sambutan dari berbagai kritikus dan dianggap

memberikan warna baru dalam sastra Indonesia.

Ayu dikenal sebagai novelis sejak novelnya Saman memenangi

sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta 1998. Dalam waktu

20

ANTROPOLOGI Kelas XII

tiga tahun Saman terjual 55 ribu eksemplar. Berkat Saman pula, Ayu

mendapat

Prince Claus Award 2000

dari

Prince Claus Fund

, sebuah

yayasan yang bermarkas di Den Haag, yang mempunyai misi mendukung

dan memajukan kegiatan di bidang budaya dan pembangunan. Awal 2002,

ia meluncurkan novel Larung.

Sumber:

www.wikipedia

Membaca dan mengapresiasi karya sastra merupakan hal yang

mengasyikkan. Bersama kelompokmu, pilihlah satu jenis novel yang berlatar

belakang kebudayaan di suatu daerah. Buatlah resensi dari novel tersebut

dan berilah pendapatmu mengenai novel tersebut.

3. Seni Pertunjukan

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, seni pertunjukan dibagi dua yaitu

seni pertunjukan tradisional dan seni pertunjukan modern atau yang

muncul belakangan ini. Bila dilihat dari perkembangannya di Indo-

nesia maka akan terlihat bahwa seni pertunjukan tradisional kalah

berkembang dengan seni pertunjukan modern. Bila tidak diantisipasi

dengan baik bukan tidak mungkin seni pertunjukan tradisional tersebut

akan hilang.

a. Teater Rakyat atau Teater Tradisional

Di wilayah Indonesia, kita kenal berbagai jenis seni

pertunjukan yang lazim disebut ’teater tradisional’ (telah

mentradisi), ’teater rakyat’ (karena merakyat) atau ’teater daerah’

(berciri khas daerah). Secara konvensional, yang dimaksud teater

daerah terbatas pada seni pertunjukan yang memiliki ciri khas

daerah tertentu.

Beberapa contoh jenis teater rakyat, teater daerah,

atau teater tradisional di Indonesia antara lain

Bangsawan (Sumatra Utara), Randai (Sumatra Barat),

Dermuluk (Sumatra Selatan), Makyong, Mendu (Riau,

Kalimantan Barat), Mamanda (Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur), Ubrug, Longser, Bonjet (Jawa Barat),

Lenong, Topeng, Blantik (Batawi), Mansres

(Indramayu), Sintren (Cirebon

)

, Kethoprak (Yogya, Solo,

Jawa Tengah, Jawa Timur), Wayang (Kulit atau Purwa,

Orang, Topeng, Golek, Sungging, Gedog, Kidang

Kencana, Menak; Klitik atau Krucil, Kulit Perjuangan,

Kulit Kancil, Potehi, Cina, atau Thithi, Beber, Madya,

Tasripin, Suluh, Wahana, Pancasila, Wahyu) tersebar

hampir di seluruh Jawa, Dadung Awuk (Yogya), serta

Kuda Lump

ing

(Yogya, Solo, Jawa Tengah).

Sumber:

Indonesian Indah 6, halaman 130

Gambar 1.7

Kesenian kuda lumping.

21

Kesenian di Indonesia

b. Seni Pertunjukan Modern

Seni pertunjukan modern tidak kalah beragam dari seni

pertunjukan tradisional, bahkan ada kecenderungan bahwa seni

pertunjukan modern telah menggusur tempat seni pertunjukan

tradisional di hati masyarakat. Misalnya saja, teater, opera, film,

sinetron, telenovela dan beragam acara yang ditayangkan di televisi

lainnya. Inilah yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi

informasi dengan berkuasanya media elektronik yang tidak

mengharuskan pemirsa untuk mendatangi tempat pertunjukan

secara langsung. Jumlah pemirsa atau

audience

yang dirangkum

pun relatif lebih banyak apabila melalui media televisi.

c. Seni Tari

Nah, ternyata seni pertunjukan di Indonesia sangat banyak

jenisnya. Bagaimana dengan seni tari ? Tentunya kamu juga setuju

bahwa Indonesia merupakan surganya seni tradisional, termasuk

seni tari. Tari merupakan gerak tubuh yang berkesinambungan

melewati ruang yang telah ditentukan dengan ritme tertentu yang

dilakukan secara sadar.

Perkembangan seni tari di Indonesia sangat terkait dengan

perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struk-

tur etnik maupun dalam lingkup negara kesatuan. Perkembangan

seni tari Indonesia terbagi atas beberapa periode sebagai berikut.

1) Zaman Pra Sejarah

Bentuk-bentuk seni pertunjukan pada masa prasejarah

masih banyak terdapat di daerah pedalaman yang terpencil

yang diwarnai oleh kepercayaan animisme. Sisa-sisa

pertunjukan yang berbau animisme, penyembahan nenek

moyang dan binatang totem, masih bisa dijumpai di Papua,

pedalaman Kalimantan, pedalaman Sumatra, pedalaman

Sulawesi, beberapa daerah di Bali yang disebut Bali Aga atau

Bali Mula, seperti Trunyan dan Tenganan, serta di Jawa.

Perwujudan tari pada masa itu diduga merupakan refleksi dari

satu kebulatan kehidupan masyarakat agraris yang terkait

dengan adat istiadat, kepercayaan, dan norma kehidupannya

secara turun-temurun

Beberapa sisa tarian pada masa itu yang kini masih bisa

diamati, baik dalam upacara maupun dalam bentuk tontonan.

Misalnya tari Kuda Kepang atau tari Jathilan di Jawa Tengah,

tari Topeng Hudoq dari Kalimantan yang menampilkan gerak

tari yang sederhana dan mengutamakan ekspresi spontan dari

pelakunya. Ciri-ciri tersebut tampaknya merupakan kondisi

dasar yang hampir sama di wilayah-wilayah etnik yang agraris.

2) Masa Kerajaan

Masa kerajaan ini ditandai oleh masuknya pengaruh luar

sebagai unsur asing antara lain kebudayaan Cina, Hindu-

Buddha, Islam, dan Barat. Pengaruh kebudayaan Cina kurang

mendapat perhatian oleh para peneliti, karena kemungkinan

dasar kepercayaan yang hampir sama dengan masyarakat

pribumi, yaitu percaya kepada roh-roh leluhur, sehingga

kurang begitu nyata pada perubahan sistem kemasyarakat-

annya.

Sumber:

Indonesia Indah 6, halaman 41

Gambar 1.9

Tari Topeng Hudoq tergo-

long tari zaman prasejarah.

Sumber:

Indonesian Heritage: Bahasa dan

Sastra, halaman 127

Gambar 1.8

Pertunjukan teater terma-

suk seni pertunjukkan

modern.

22

ANTROPOLOGI Kelas XII

Adegan pengaruh Hindu-Buddha sangat nyata pada stratifikasi

sosial yang hierarkis yang ditandai dengan adanya sistem kelas

sosial, yaitu masyarakat adat atau rakyat dan masyarakat

bangsawan atau istana. Dengan adanya dua kelas sosial ini maka

muncul dua wajah tari yang disebut tari rakyat dan tari istana

atau tari klasik.

Tarian yang terkenal ciptaan para raja, khususnya di Jawa,

adalah bentuk teater tari seperti

Wayang wong

dan

Bedhaya

ketawang

. Dua tarian ini merupakan pusaka raja Jawa. Namun

selanjutnya

Wayang wong

lebih berkembang di Keraton Yogyakarta,

sedangkan

Bedhaya ketawang

berkembang di Keraton Surakarta.

Pengaruh kebudayaan Islam lebih berkembang di

Sumatra. Cerita-cerita yang dibawakan lewat hafalan

dan nyanyian selalu menonjolkan warna Islam secara

jelas, contohnya tari Shaman di Aceh. Tarian ini

mengutamakan gerakan dan tepukan tangan pada

badan penari yang dilakukan sambil duduk dengan

diiringi vokal yang mendendangkan syair keagamaan.

Selain itu, pengaruh Islam tampak pula pada tari-tarian

di Sumatra Barat, Minangkabau. Ciri khas tarian di

Minangkabau banyak mengolah gerak-gerak beladiri

seperti pencak silat. Di daerah pantai Kalimantan

terdapat tarian yang menitikberatkan pada langkah kaki

seperti tari-tarian Melayu.

Pengaruh kebudayaan Barat dalam bidang tari di istana-istana

Jawa berhubungan dengan lepasnya kekuasaan politik raja kepada

pihak Barat, sehingga sejak abad ke-18 sampai awal abad ke-20

keraton hanya berperan dalam pengembangan kebudayaan. Oleh

karena itu berkembang pula ciptaan-ciptaan tari seperti tari Serimpi

(tarian yang ditampilkan oleh empat orang penari wanita).

Pertunjukan

Wayang Wong

masih dipentaskan sangat meriah sesuai

dengan fungsinya sebagai ritual kenegaraan. Di sisi lain, pengaruh

barat ini menyebabkan munculnya tarian di luar konteks adat.

Secara koreografis, pengaruh Barat kurang dapat dilihat dalam

tarian Indonesia.

Kenyataan ini sangat berbeda dengan bidang musik. Bentuk

musik hasil penyesuaian antara musik rakyat Indonesia dengan

pengaruh Barat terdapat pada gambang keromong, tanjidor,

langgam jawa, keroncong, dangdut, dan sebagainya.

3) Masa Pasca Kerajaan hingga Sekarang

Masa pasca kerajaan terdapat situasi yang cukup menonjol

dalam bidang kesenian yang disebabkan oleh perubahan

masyarakat yang agraris-feodal menuju masyarakat negara

kesatuan atau Republik Indonesia yang modern. Kecepatan

perubahan tersebut didukung pula oleh media massa elektronik,

seperti televisi. Modernisasi sangat berkepentingan dengan

kecepatan waktu, sehingga situasi ini menimbulkan seni yang

bersifat populer atau seni massa.

Gagasan ”ke-nasional-an” ini muncul berhubungan dengan

pergerakan kemerdekaan yang dimotori oleh para nasionalis.

Ternyata gagasan ini berpengaruh pula pada bidang kesenian. Jika

dalam seni musik gagasan ini dituangkan pada pengambilan unsur-

unsur asing (barat) yang di luar konteks Indonesia. Dalam seni

Pengaruh kebudayaan India

(atau Hindu/Buddha) semula

berlangsung di Kalimantan

dan Sumatra, tetapi proses

akulturasi sangat kuat di Jawa

dan Bali

Sumber:

Indonesia Indah 7, halaman 16

Gambar 1.10

Tarian dari Minangkabau.

23

Kesenian di Indonesia

tari, gagasan ini dituangkan dengan jalan, antara lain,

penembusan secara sengaja atas batas-batas kesukuan (etnik),

penyederhanaan tari-tari tradisional yang sudah mapan, dan

ramuan unsur-unsur tari berbagai daerah di Indonesia.

Gagasan ini mendorong saling kenalan budaya antar

wilayah etnik. Pada saat ini mulai terjadi pengkemasan tarian

etnik menjadi tari dengan pola gerak standar yang secara

artistik dapat memenuhi kriteria tontonan. Pada saat ini pula

terjadi persentuhan dengan kecepatan waktu.Tari-tarian yang

mulai menembus wilayah etniknya antara lain, tari Jawa, tari

Bali, dan tari Minangkabau.

Kamu telah mengumpulkan beberapa jenis kesenian yang ada di Indonesia.

Lantas, bagaimana perkembangan kesenian di daerahmu, baik seni rupa,

seni sastra, maupun seni pertunjukan? Untuk mengetahuinya, kumpulkan

berbagai informasi dari media massa, terutama koran dan majalah yang

membahas tentang kesenian di daerahmu. Sertakan pula gambar atau

foto dari bentuk kesenian tersebut sehingga kamu bisa menyusun sebuah

kliping yang komprehensif tentang kesenian daerahmu.

Perkembangan kesenian dipengaruhi oleh segi lingkungan yang berupa

keadaan masyarakat, pendidikan, dan situasi budaya suatu kelompok

masyarakat di mana seni tersebut berada. Baiklah, kita tinjau satu per satu.

a. Keadaan masyarakat, sifat dari masyarakat yang sudah maju sudah

kita ketahui, yaitu individual. Sedangkan sifat masyarakat yang belum

maju adalah tradisional. Individual adalah sikap hidup yang diketahui

berasal dari Barat. Sedang tradisional ini merupakan sikap hidup

masyarakat Timur pada umumnya.

b. Faktor pendidikan, ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkem-

bangan kesenian. Sistem pendidikan zaman kolonial Belanda meng-

akibatkan kita tidak mengenal lagi kebudayaan tradisional Indonesia

secara utuh. Ini baru dapat diakhiri setelah Indonesia merdeka. Tetapi

kita sudah terlanjur tidak kenal lagi dengan kebudayaan kita sendiri.

Yang kita kenal adalah semua seni berorientasi ke dunia Barat.

c. Faktor situasi budaya, apabila suatu kesenian tradisional masih kuat

atau hidup, maka ini akan berpengaruh kepada seniman-seniman yang

hidup di sekitar tempat itu. Demikian pula andaikan kehidupan tidak

memperlihatkan seni tradisional, maka seniman-seniman itu akan

mencari pegangan lain yang bukan tradisional lagi.

24

ANTROPOLOGI Kelas XII

C.

Hubungan antara Karya Seni, Seniman,

dan Masyarakat

Hubungan antara karya seni, seniman, dan masyarakat terlihat

pada sikap atau apresiasi pelaku seni dan masyarakat terhadap

kesenian. Menurut Koentjaraningrat, apresiasi seni tidak sama bagi

semua orang. Tetapi walaupun demikian, beberapa ahli Antropologi

mengemukakan satu hipotesa bahwa ada unsur pokok atau unsur dasar

yang mempunyai hubungan universal. Perasaan estetis merupakan

suatu kecenderungan manusia untuk bersikap terhadap segala sesuatu

yang menyenangkan, mengharukan, dan menakjubkan terhadap

desain, warna, proporsi, harmoni, dan kesatuan. Apa saja yang menjadi

unsur-unsur karya seni itu? Terdapat empat unsur murni yang

menguasai semua karya seni yaitu kesatuan, ritme, simetri, dan

keseimbangan.

Bagaimana hubungan antara karya seni dengan masyarakat? Coba

kamu pikirkan. Suku bangsa yang hidupnya masih mengembara

misalnya, tidak akan sempat mengembangkan kesenian secara umum

dan seni pahat pada umumnya. Seni pahat atau seni ukir membutuh-

kan suatu cara hidup yang menetap. Hanya musik, tari-tarian, drama,

atau upacara yang erat hubungannya dengan semua macam cara hidup.

Dalam masyarakat yang masih tradisional, kesenian merupakan

bagian dari kehidupan sehari-hari. Seni terjalin dengan kerja biasa

dan dalam ritual religius. Upacara religius menyebabkan orang harus

menyanyikan lagu-lagu indah, harus memakai pakaian

tertentu, dan harus menjalankan gerakan-gerakan badan

yang sangat teliti dan ditentukan pula. Dalam masyarakat

yang kompleks, sudah ada pembagian kerja dan semua

orang berpikir secara bebas maka kesenian merupakan salah

satu aspek dari kehidupan yang dilakukan secara terpisah

dari aspek lain. Pekerjaan seni dilakukan oleh para seniman

yang memiliki bakat atau keahlian yang diperolehnya secara

otodidak maupun melalui pendidikan seni khusus. Oleh

karena itu, hidup matinya kesenian modern tergantung

bagaimana apresiasi masyarakat terhadap hasil karya seni

para seniman.

Sikap atau apresiasi seni dapat kita bagi menjadi dua

yaitu sikap terhadap kesenian tradisional dan sikap

terhadap kesenian modern.

1. Sikap terhadap Kesenian Tradisional

Pelaku seni dan masyarakat masih memberikan apresiasi yang baik

terhadap kesenian tradisional. Para pelaku seni banyak yang

membentuk paguyuban atau kelompok yang bergerak pada bidang seni.

Contohnya adalah Karawitan, Wayang kulit, Wayang orang, Wayang

Golek, Reog, Ludruk, tari saman, tari Bali, dan lain sebagainya.

Para peminat seni tradisional juga masih banyak. Mereka

cenderung banyak meluangkan waktu untuk menikmati pertunjukan

wayang, ludruk, gamelan, tarian daerah, menikmati peninggalan

bersejarah seperti candi-candi, dan sebagainya.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.11

Pameran menjadi wahana apresiasi seni

masyarakat.

25

Kesenian di Indonesia

Sikap para pelaku seni dan masyarakat tersebut di samping untuk

memenuhi kebutuhan rohani, juga sesungguhnya turut serta

melestarikan kekayaan budaya bangsa Indonesia.

2. Sikap terhadap Kesenian Modern

Para pelaku seni dan masyarakat di Indonesia pada umumnya

memberikan apresiasi yang positif terhadap segala macam bentuk

kesenian. Apresiasi positif tersebut diberikan juga terhadap kesenian

modern, baik itu bagi seni rupa maupun seni suara.

Pelaku seni juga semakin banyak bermunculan. Seni suara

terutama, bermunculan pelaku seni dengan aliran musik yang beragam.

Aliran musik yang memiliki peminat terbanyak saat ini adalah dangdut.

Pelaku seni dan peminat musik pada dangdut semakin bertambah dari

masa ke masa. Untuk kelompok-kelompok musik beraliran pop atau

pop rock juga semakin banyak bermunculan. Peminat musik terhadap

kelompok-kelompok musik tersebut juga memberikan apresiasi yang

sangat baik.

Untuk pelaku seni bidang perfilman dan sinematografi juga telah

semakin kokoh menginjak dunia seni mengembangkan sayap untuk

meningkatkan kualitasnya. Tak kalah baiknya juga apresiasi masyarakat

terhadap hasil perfilman dan sinematografi Indonesia.

D. Dampak Kesenian

Meski

kesenian adalah hasil budi daya manusia yang indah, namun

membawa pula suatu dampak bagi masyarakat. Dampak kesenian,

khususnya kesenian modern banyak memberi pengaruh yang kurang

baik pula jika tidak ada filter yang cukup baik untuk melakukan seleksi.

Melalui film dan sinematografi yang berisi adegan yang

menyimpang dari moral baik, akan memberi masukan buruk bagi

peminat seni tersebut. Dengan demikian dampak buruk akan terjadi.

Misalnya adegan pembunuhan, penganiayaan, perampokan,

pencurian, penipuan, seks bebas, narkoba, dan sebagainya.

Melalui musik pula, peminat musik aliran keras juga akan mudah

terpengaruh narkoba jika pelaku seni memberi contoh menggunakan

narkoba di dalam menjalani kehidupan mereka. Pada umumnya

peminat musik yang mencintai pelaku seni tersebut akan mengikuti

pola hidup pujaan hati mereka. Oleh sebab itu, pengaruh buruk akan

mudah muncul jika pelaku seni tersebut berlaku tidak baik.

Pelaku seni biasanya menjadi terkenal dan menjadi milik

masyarakat. Sebagai

public figure

, pelaku seni akan dengan mudah

dikenali dan menjadi sorotan media massa.

Public figure

di Indonesia

telah menjadi contoh bagi masyarakat. Banyak hal yang ditiru, seperti

cara berpakaian, cara berbicara, bahkan cara menjalani kehidupan.

Oleh karena itu, jika pelaku seni banyak yang memberi contoh

berperilaku buruk, maka akan memberi dampak buruk bagi masyarakat.

Masyarakat akan meniru keburukan tersebut karena pelaku seni adalah

trend setter

bagi masyarakat pada umumnya.

Sebutkanlah judul-judul film

Indonesia yang telah meraih

penghargaan di luar negeri.

Carilah informasinya melalui

internet. Jelaskanlah di muka

kelas.

Adakah pengaruh baik ke-

senian bagi masyarakat? Jika

ada, berilah contoh-contoh-

nya dan jelaskan dengan

baik.

26

ANTROPOLOGI Kelas XII

Kesenian merupakan hasil dari unsur kebudayaan manusia berupa

rasa. Menurut asal katanya, kesenian berasal dari kata

sani

yang artinya

jiwa yang luhur atau ketulusan hati. Menurut Suharto Rijoatmojo, kesenian

adalah segala sesuatu ciptaan manusia untuk memenuhi atau menunjukkan

rasa keindahan. Sedangkan menurut Alexander Allan, kesenian adalah

segala sesuatu ciptaan manusia yang mewakili rasa estetik. Kesenian yang

diciptakan manusia sangat beraneka ragam, secara umum kesenian dapat

dibagi menjadi seni rupa, seni sastra, seni pertunjukan dan seni musik.

Kesenian memiliki berbagai fungsi sesuai bidang seninya. Namun, secara

garis besar kesenian berfungsi sebagai media ekspresi, media komunikasi,

media menuangkan rasa estetik, dan media penyampaian pesan moral

maupun keagamaan.

Seni Rupa merupakan bidang seni yang hasilnya dapat ditangkap oleh

mata dan dirasakan dengan rabaan. Bidang-bidang seni rupa, diantaranya

seni rupa murni, seni rupa terapan, dan desain. Seni rupa yang berkembang

di Indonesia diantaranya seni lukis, seni patung, dan seni kerajinan. Seni

sastra merupakan bidang seni yang mengolah bahasa yang indah untuk

menimbulkan kesan dan menghibur pembaca atau pendengarnya. Seni

sastra yang berkembang di Indonesia terdiri atas seni sastra lisan dan

seni sastra tulisan. Seni pertunjukan merupakan seni yang memadukan

berbagai bentuk seni untuk dipertunjukkan kepada penonton, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Seni pertunjukan yang berkembang di

Indonesia terdiri atas seni pertunjukan tradisional dan modern.

Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan kesenian tradisional yang

memiliki nilai-nilai luhur. Dengan memahami keberagaman kesenian, kita

belajar menghargai perbedaan agar dapat hidup dalam keberagaman.

Selain itu, kamu juga perlu terlibat dalam perkembangan seni itu sendiri.

Asahlah bakat senimu, terutama di bidang seni tradisional dengan

senantiasa mengapresiasi seni tradisional dan mengembangkannya.

Antagonis

adalah peran yang menampilkan karakter jahat.

Artefak

adalah benda-benda peningggalan yang menunjukkan kacakapan

manusia pada masa lampau.

Cakrawala

adalah jangkauan pandangan.

Didaktif

adalah bersifat mendidik.

Emosional

adalah sangat dipengaruhi emosi.

Estetik

adalah adalah mengenai keindahan.

Filter

adalah penyaring.

Inspiratif

adalah mamapu memberikan banyak ide.

27

Kesenian di Indonesia

A.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1. Apakah perbedaan antara kesenian manusia purba dengan

kesenian pada manusia modern?

2. Jelaskan bidang-bidang seni rupa!

3. Jelaskan fungsi kesenian sebagai media komunikasi!

4. Jelaskan perbedaaan antara seni sastra tulis dan seni sastra

lisan!

5. Mengapa seni pertunjukan tradisional cenderung menurun

peminatnya?

6. Jelaskan hubungan antara kesenian dengan kehidupan religi

masyarakat Indonesia!

7. Jelaskan dampak negatif dari kesenian modern dan bagaimana

cara menghadapinya!

8. Jelaskan peran media televisi dalam pengembangan kesenian

daerah!

9. Bagaimana hubungan antara kesenian, karya seni, dan

masyarakat?

10. Bagaimana pengaruh perkembangan lingkungan terhadap per-

kembangan kesenian?

Kapasitas

adalah kemampuan atau daya potensial.

Konteks

adalah ruang lingkup pembahasan.

Koreografis

adalah seni gerak.

Kritalisasi

adalah penjernihan atau penegasan.

Manifesto Kebudayaan

adalah pernyataan terbuka tentang tujuan dan

pandangan mengenai kebudayaan negara.

Modernisasi

adalah pergeseran mental masyarakat untuk dapat hidup

sesuai tuntutan masa kini

Naturalis

adalah bercorak alam nyata.

Oral

adalah melalui mulut.

Politis

adalah berkenaan dengan pemerintahan atau pembagian

kekuasaan.

Protagonis

adalah peran yang menampilkan karakter baik.

Public Figure

adalah tokoh yang menjadi sorotan masyarakat.

Religius

adalah berkenaan dengan agama atau kepercayaan.

Representastif

adalah mewakili sesuatu sebagaimana fungsinya.

Ritual

adalah berkenaan dengan ritus atau tata cara.

Sinematografis

adalah berkenaan dengan teknik pembuatan film.

Simbolis

adalah menggunakan simbol atau lambang-lambang untuk

menyampaikan arti.

Transformasi

adalah perubahan bentuk.

Universal

adalah berlaku secara umum atau untuk semua orang.

28

ANTROPOLOGI Kelas XII

B.

Belajar dari masalah.

Harus diakui masa kejayaan sendratari kini sudah berlalu.

Ketika dihubungi Bali Post, Jumat (3/11) kemarin, praktisi seni I

Nyoman Suarsa mengakui hal itu dengan besar hati. ‘’Senopati

Karna’’ ini mengatakan kejayaan sendratari merupakan sepenggal

nostalgia indah. ‘’Itu masa lalu yang begitu manis untuk dikenang.

Sekarang sendratari memang tak lagi difavoritkan. Itu realita,’’ ujar

pria yang di kalangan komunitas seniman lebih akrab disapa Yan

Pung ini.

Menurut Suarsa, setiap jenis kesenian punya masa untuk

berada di puncak. Seperti sendratari, drama gong juga pernah

begitu mendominasi. Hampir tidak ada satu desa pun di Bali yang

tidak ”dijamah” drama gong. Bahkan, sekaa drama gong terkenal

semacam Bintang Bali Timur bisa pentas pada dua panggung

berbeda dalam satu malam. Namun, drama gong akhirnya toh

tersungkur juga. Daya pesonanya melemah dan posisinya diambil

alih oleh jenis kesenian lainnya.

Di pengujung dekade 1990-an, Suarsa mengakui popularitas

sendratari meredup. Tidak lagi jadi mata acara favorit di pentas

PKB. Saat ini, posisi terhormat itu diambil alih oleh Gong Kebyar

Pria yang memakai format festival dengan mengusung nama

kabupaten/kota di Bali. Lantas, kenapa pamor sendratari makin

pudar dan nyaris ditinggalkan penonton? Benarkah lantaran

kesenian ini kalah bersaing dengan tontonan modern seperti

sinetron, pentas musik yang begitu gencar ditayangkan stasiun-

stasiun TV swasta belakangan ini?

Sumber:

www.balipost.com

Bali merupakan daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Kekuatan

budaya, keindahan alam, dan keanekaragaman keseniannya telah

memesona banyak wisatawan. Namun, pudarnya pesona

sendratari Bali dibanding kesenian lain cukup memprihatinkan,

karena hal ini juga menggambarkan kondisi umum seni tradisional

di Indonesia. Berdasarkan artikel di atas, analisislah pertanyaan-

pertanyaan berikut.

1. Apabila kesenian tradisional di Bali mulai pudar, adakah

pengaruhnya terhadap dunia pariwisata di Bali?

2. Setujukah kamu bahwa pudarnya kesenian daerah di Bali,

salah satunya disebabkan oleh desakan kesenian modern?

3. Bagaimana peran para seniman untuk mempertahankan atau

melestarikan budaya daerah tersebut?